Tenaga Pendidik dan Mahasiswa Poltekpar Medan belajar pengetahuan Wisata Halal melalui Dosen Tamu

Tenaga Pendidik dan Mahasiswa Poltekpar Medan belajar pengetahuan Wisata Halal melalui Dosen Tamu

Pariwisata/wisata halal adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk kenyamanan wisatawan Muslim. Pelayanan wisatawan dalam pariwisata halal merujuk pada aturan-aturan yang telah diatur dalam Ajaran agama Islam.
Contoh konsep wisata halal seperti produk dan jasa yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan para wisatawan muslim. Mulai dari restoran halal (tidak menjual makanan/minuman non-halal), penginapan halal, dan adanya mushola untuk beribadah serta kebutuhan lainnya.

“Sebuah tujuan wisata dapat dikatakan sebagai wisata halal adalah harus memenuhi kebutuhan utama wisatawan muslim. Selain pemenuhan kebutuhan makanan, sebuah lokasi pariwisata harus memenuhi kebutuhan rohani seperti tersedia fasilitas ibadah lengkap dengan kamar mandi untuk mengambil wudhu, fasilitas rekreasi yang menjaga privasi serta adanya pencantuman label halal di makanan,” kata Anwari Masatip Direktur Politeknik Pariwisata Medan.

“Salah satu realisasi yang baik dapat kita contohkan pada saat Bulan Puasa, di destinasi wisata sebaiknya tersedia pelayanan untuk menyiapkan santapan berbuka dan sahur,” tambahnya.
Pada kesempatan ini hadir Bapak Sumaryadi dari Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang membawakan materi terkait Panduan Penyelenggara Pariwisata Halal dan Peran Penting Lembaga Pendidikan Pariwisata. Kegiatan berlangsung pada tanggal 28 Januari 2020 di Ruang Toba Poltekpar Medan.

Diharapkan melalui kegiatan ini para tenaga pendidik dan mahasiswa mempereoleh pengetahuan yang lebih baik lagi terkait pariwisata halal. Saat ini insustri pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara, berbagai macam tamu dengan perbedaan suku dan agama telah datang berkunjung. Hal ini harus kita jaga dengan menciptakan kenyamanan bagi mereka. Salah satunya adalah konsep wisata halal bagi yang beragama muslim.

“Hal paling penting yang harus dibangun adalah kesadaran halal dan pemasaran destinasi. Penyampaian dan pemahaman ini dapat dilakukan melalui komunikasi lisan maupun tulisan dengan penggunaan bahasa yang tepat sehingga tidak menimbulkan missed persepsi.” Kata Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf.

Pada sebuah laporan yang diterbitkan oleh “World Travel Market” di London, Inggris pada tahun 2007 menyebutkan bahwa potensi wisata halal sangat besar dari sisi ekonomi. “The Economist” juga menyebut prospek yang besar bagi industri wisata halal. Tak hanya berhubungan dengan produk halal (makanan atau minuman non-alkohol), namun juga layanan yang berhubungan dengan interaksi antara wisatawan laki-laki dan perempuan.

About the author

humas editor

Humas | Kampus Politeknik Pariwisata Medan Gedung Rektorat Lantai 1